apakah anda sedang bahagia?

Selasa, 31 Agustus 2010

Pan Flute,Cara Mudah Belajar Fisika-FisikaAkustik

Suasana Workshop FisikAkustik
Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar merdunya suara orang yang sedang menyanyi ? Atau apa yang kalian pikirkan ketika mendengar berisiknya suara tas plastik yang diremas-remas? Mengapa ketika terjadi gempa dasyat, jembatan yang bergoyang-goyang tidak menimbulkan suara? Itulah beberapa pertanyaan yang diberikan oleh Sailendra dan Hari Jipi, dari Surya Institute. Pertanyaan-pertanyaan inipun dijawab dengan sangat antusias oleh peserta kegiatan yang masih berseragam putih biru tersebut.

Pertanyaan-pertanyaan yang mengelitik inilah yang menjadi pembukaan kegiatan workshop sehari tentang fisika akustik. Kegiatan yang dilaksanakan sebagai rangkaian dari Pameran Strike A Chord ini diikuti oleh 88 siswa dari SMPN 216 dan SMPN 115 Jakarta.


Pada kesempatan tersebut, mereka menjelaskan tentang suara. Suara adalah gelombang yang merambat melalui medium tertentu. Medium atau zat perantara tersebut dapat berupa zat cair, padat atau gas. Untuk menjelaskan peristiwa ini, Hari menggambarkan pergerakkan-pergerakan gelombang pada masing-masing medium dengan menggunakan simulasi komputer sehingga peserta dengan mudah membayangkan apa yang terjadi.

Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Maret 2010 di Pusat Peragaan Iptek (PP-IPTEK) ini juga menampilkan workshop sederhana tentang pembuatan pan flute. Pan flute sederhana ini terbuat dari sedotan bubble ice yang pada salah satu ujungnya ditutup dengan menggunakan plastisin. Untuk mengkalibrasi tiap-tiap sedotan sehingga nadanya sesuai dengan nada sebenarnya, para peserta cukup mengatur panjangnya ruang kosong antara ujung sedotan tempat meniup dengan plastisin.

Setelah melaksanakan workshop, alat musik baru hasil buatan peserta ini dilombakan. Masing-masing kelompok mengirimkan wakilnya untuk memainkan berbagai macam lagu dengan menggunakan pan flute. Dari kegiatan ini ditetapkan dua orang pemenang berdasarkan penilain dari peserta sendiri. Sebagai akhir dari kegiatan, peserta koor bersama-sama menyanyikan lagu rasa sayange. [PLS/PP-IPTEK]

Sumber
BERITA KEGIATAN RISTEK
http://www.ristek.go.id/?module=News%20News&id=5586
Terakhir diperbaharui ( Tuesday, 27 April 2010 )
 



Jihad-Sains

Umat Islam mesti banyak berbenah dalam mengejar segala ketertinggalannya dari Barat. Ada beberapa upaya jihad-sains yang harus dilakukan umat Islam untuk memutar kembali roda sejarah ke arah kegemilangan sains Islam.
Pertama, meningkatkan pendidikan sains-teknologi di setiap lembaga pendidikan Islam. Banyak sekolah dan universitas milik umat Islam yang sedikit sekali mengenalkan sains-teknologi. Mereka lebih fokus pada ilmu-ilmu keislaman. Tak satu pun negara Muslim yang memiliki universitas atau pusat riset pengembangan sains-teknologi yang berkelas dunia. Seiring dengan itu, kemampuan berbahasa Inggris juga harus ditingkatkan dengan serius. Saat ini, banyak umat Islam yang mengalami kendala bahasa dalam mengakses literatur sains yang sekitar 80 persen tersimpan dalam bahasa Inggris.
Kedua, menggalakkan penelitian. Sangat disayangkan banyaknya sarjana Muslim penyandang gelar Ph.D dari universitas terkenal Barat yang menjauh dari kegiatan penelitian dan memilih menjadi birokrat. Nature, jurnal ilmiah sangat bergengsi di dunia, mengatakan bahwa prestasi ilmiah negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) sangat jauh terbelakang. Science Citation Index dan Social Sciences Citation Index mencatat jumlah rata-rata publikasi ilmiah 47 negara-negara OKI yang disurvei hanya 13 per satu juta penduduk, sementara rata-rata dunia untuk indeks ini ialah 137. Lebih parah lagi, dari 28 negara dengan produktivitas artikel ilmiah terendah, separuhnya adalah anggota OKI. Gabungan 20 negara Arab hanya menyumbang 0,55 persen dari total karya ilmiah dunia, sementara Israel 0,89 persen, Jerman 7,1 persen, Inggris 7,9 persen, Jepang 8,2 persen dan Amerika 30,8 persen.
Ketiga, memberikan ruang-nafas yang cukup bagi pengembangan sains. Pemahaman yang rigid terhadap al-Qur’an dan Islam secara umum dapat berdampak besar pada kran kebebasan berpikir. Kehilangan kelenturan dalam memahami Islam ini bisa berakibat fatal dengan menganggap bahwa sains sebagai produk budaya Barat yang tidak Islami. Kemajuan bioteknologi seperti genetic engineering, transplantation dan cloning yang sering buru-buru divonis tidak Islami tanpa memahami sisi sainsnya lebih mendalam merupakan produk rigiditas ini. (CMM/Zulheldi Hamzah)

Kebesaran Allah; Manusia di rahim ibu

PojoK ilMu__Bis@Ins Koe: Kebesaran Allah: "Subhanallah Foto-Foto Luar Biasa Proses Pembentukan Fisik Manusia di Dalam Rahim IbuBerikut ini beberapa seleksi fotograferSwedia"
Allahuakbar!