apakah anda sedang bahagia?

Selasa, 31 Agustus 2010

Jihad-Sains

Umat Islam mesti banyak berbenah dalam mengejar segala ketertinggalannya dari Barat. Ada beberapa upaya jihad-sains yang harus dilakukan umat Islam untuk memutar kembali roda sejarah ke arah kegemilangan sains Islam.
Pertama, meningkatkan pendidikan sains-teknologi di setiap lembaga pendidikan Islam. Banyak sekolah dan universitas milik umat Islam yang sedikit sekali mengenalkan sains-teknologi. Mereka lebih fokus pada ilmu-ilmu keislaman. Tak satu pun negara Muslim yang memiliki universitas atau pusat riset pengembangan sains-teknologi yang berkelas dunia. Seiring dengan itu, kemampuan berbahasa Inggris juga harus ditingkatkan dengan serius. Saat ini, banyak umat Islam yang mengalami kendala bahasa dalam mengakses literatur sains yang sekitar 80 persen tersimpan dalam bahasa Inggris.
Kedua, menggalakkan penelitian. Sangat disayangkan banyaknya sarjana Muslim penyandang gelar Ph.D dari universitas terkenal Barat yang menjauh dari kegiatan penelitian dan memilih menjadi birokrat. Nature, jurnal ilmiah sangat bergengsi di dunia, mengatakan bahwa prestasi ilmiah negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) sangat jauh terbelakang. Science Citation Index dan Social Sciences Citation Index mencatat jumlah rata-rata publikasi ilmiah 47 negara-negara OKI yang disurvei hanya 13 per satu juta penduduk, sementara rata-rata dunia untuk indeks ini ialah 137. Lebih parah lagi, dari 28 negara dengan produktivitas artikel ilmiah terendah, separuhnya adalah anggota OKI. Gabungan 20 negara Arab hanya menyumbang 0,55 persen dari total karya ilmiah dunia, sementara Israel 0,89 persen, Jerman 7,1 persen, Inggris 7,9 persen, Jepang 8,2 persen dan Amerika 30,8 persen.
Ketiga, memberikan ruang-nafas yang cukup bagi pengembangan sains. Pemahaman yang rigid terhadap al-Qur’an dan Islam secara umum dapat berdampak besar pada kran kebebasan berpikir. Kehilangan kelenturan dalam memahami Islam ini bisa berakibat fatal dengan menganggap bahwa sains sebagai produk budaya Barat yang tidak Islami. Kemajuan bioteknologi seperti genetic engineering, transplantation dan cloning yang sering buru-buru divonis tidak Islami tanpa memahami sisi sainsnya lebih mendalam merupakan produk rigiditas ini. (CMM/Zulheldi Hamzah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar